Mengenal Blockchain Teknologi di Balik Mata Uang Digital Raymond Parker, March 2, 2025 Mengenal Blockchain Teknologi di Balik Mata Uang Digital – Di tengah perkembangan era digital saat ini, mata uang digital atau cryptocurrency mulai menarik perhatian banyak orang. Cryptocurrency dianggap memiliki potensi untuk menggantikan mata uang fisik yang selama ini digunakan masyarakat. Menurut Mulyanto (2015), penerapan cryptocurrency sebagai alternatif mata uang tunai di Indonesia diyakini dapat memberikan kebebasan bagi masyarakat untuk melakukan transaksi tanpa terkendala oleh sistem pembayaran yang berbeda. Mengenal Blockchain Teknologi di Balik Mata Uang Digital newweblabz – Beberapa jenis mata uang digital yang populer dan dikenal luas antara lain Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Ripple (XRP), dan Stellar (XLM). Berbeda dengan uang tunai yang memiliki wujud fisik, mata uang digital ini tidak terlihat dan tersimpan di internet, mirip seperti saat kita menyimpan uang tunai di bank. Sementara itu, cryptocurrency disimpan di dalam jaringan blockchain. Namun, masih banyak masyarakat yang belum sepenuhnya memahami blockchain, teknologi yang mendasari keberadaan mata uang digital ini. Apa Itu Blockchain? Blockchain adalah sistem teknologi yang mendasari cryptocurrency, berfungsi untuk mengatur dan mengelola data transaksi mata uang digital seperti Bitcoin. Dalam transaksi menggunakan uang tunai, biasanya ada lembaga ketiga seperti bank yang berperan sebagai pengatur dan pengelola. Akan tetapi, pada teknologi blockchain, setiap transaksi dikelola langsung oleh para pengguna, sehingga sifat transaksi menjadi terbuka dan bebas. Sistem ini dikenal sebagai “peer-to-peer” atau “dari pengguna untuk pengguna”. Sesuai namanya, blockchain terdiri dari rangkaian blok yang tersusun berurutan dan didistribusikan kepada pengguna. Setiap blok menyimpan data secara ledger dan terdiri dari tiga elemen penting: data transaksi, hash, dan hash dari blok sebelumnya (Noorsanti et al. , 2018). Baca Juga : Sejarah dan Epos Sepakbola dari Tanah Katalunya Bagaimana Cara Kerja Blockchain? Setiap individu yang ingin menggunakan mata uang digital perlu memiliki dompet atau folder data. Saat membuat dompet ini, pengguna akan mendapatkan public key dan secret key. Public key dapat dipahami sebagai nomor rekening, sedangkan secret key berfungsi layaknya PIN dari rekening yang dimiliki. Dalam folder ini, tersimpan data terkait transaksi yang dilakukan antar pengguna blockchain. Ketika sebuah transaksi terjadi, setiap pengguna dalam jaringan akan mencatat dan menyimpan transaksi tersebut sebagai record baru. Selanjutnya, jika ada transaksi baru, record tersebut akan ditambahkan ke dalam folder setiap pengguna di perangkat mereka. Proses pencatatan ini dilakukan tanpa melibatkan pihak ketiga, seperti bank, sehingga menjadikan sistem ini lebih langsung dan transparan (Bagus dan Bhiantara, 2018). Sistem Blockchain dimulai saat salah satu blok menerima folder data baru. Di dalam blok tersebut, terdapat data, rangkaian hash kriptografi, dan hash dari blok sebelumnya. Ketiga elemen ini berfungsi untuk membentuk sebuah jaringan yang terintegrasi. Untuk mencegah adanya perubahan data oleh pihak yang tidak diinginkan, hash kriptografi akan mengonversi data baru menjadi string ringkas, yang biasa dikenal sebagai rangkaian kode unik. Setelah transaksi dianggap valid, data yang telah diubah tersebut ditambahkan ke dalam blok baru, yang berisi hash baru serta hash dari blok sebelumnya. Dengan demikian, pengguna dapat dengan mudah menemukan lokasi blok itu dalam rantai. Dengan memanfaatkan teknologi blockchain, semua aktivitas yang berkaitan dengan mata uang digital, termasuk trading, investasi, dan penambangan aset kripto, menjadi terorganisir dengan baik dan dijamin dengan tingkat keamanan yang tinggi. Contoh Penerapan Blockchain dalam Kehidupan Sehari-hari Anda mungkin menganggap bahwa teknologi blockchain adalah sesuatu yang asing. Sederhananya, blockchain dapat diibaratkan sebagai rangkaian blok yang saling terhubung dalam jaringan komputer untuk melindungi data dari perubahan yang tidak diinginkan. Fungsinya mirip dengan buku besar keuangan, hanya saja dalam format digital. Namun, teknologi ini telah diterapkan di berbagai aspek kehidupan sehari-hari! Lalu, apa saja contoh penggunaan blockchain yang paling umum? Mari kita simak lebih lanjut dari episode 7 DCS Podcast bersama Oscar Darmawan dan Prof. Dr. Ir. Ford Lumban Gaol. Baca Juga : Dampak Positif Teknologi Jika Digunakan dengan Bijak 1. Mata Uang Digital di China Salah satu contoh penerapan blockchain yang menarik perhatian Oscar Darmawan adalah mata uang digital Yuan di China. Cara kerjanya serupa dengan uang logam dan kertas Yuan yang telah ada sejak lama, namun dalam bentuk digital. Munculnya mata uang digital ini berawal dari keinginan pemerintah untuk menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat saat puncak pandemi Covid-19 pada tahun 2020, di mana pertemuan tatap muka sangat dibatasi demi keamanan. Menariknya, mata uang Yuan Digital ini memungkinkan pemerintah untuk melacak penggunaannya dan memastikan dana tersebut langsung digunakan oleh masyarakat. Dengan masa berlaku yang terbatas, uang digital ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dasar secara cepat alih-alih disimpan dalam jangka waktu yang lama. 2. Cryptocurrency Selanjutnya, ada contoh lain dari penggunaan blockchain yang paling dikenal banyak orang: cryptocurrency seperti Bitcoin, Ethereum, dan lainnya. Serupa dengan uang kertas dan logam yang beredar hari ini, cryptocurrency bisa digunakan untuk membeli berbagai barang yang diinginkan. Perbedaannya, nilai mata uang kripto bersifat universal, terlepas dari negara asal penyedia barang, sehingga Anda hanya perlu membayar sesuai nominal yang telah ditetapkan tanpa perlu melakukan konversi mata uang riil. Selain itu, cryptocurrency juga sering diperdagangkan di pasar khusus, layaknya reksa dana dan saham, sehingga banyak orang yang terlibat dalam trading digital. 3. Letter of Credit (LC) Letter of Credit (LC) adalah instrumen keuangan yang digunakan dalam perdagangan internasional untuk memberikan jaminan pembayaran kepada penjual bahwa pembeli akan melakukan pembayaran sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan dalam LC. Sistem ini dapat diibaratkan seperti kontrak bisnis biasa, tetapi data terkait disimpan secara digital di jaringan blockchain agar tidak bisa diubah. Prosesnya melibatkan beberapa tahap: pembeli meminta LC kepada bank penerbit, bank menerbitkan LC kepada penjual, penjual mengirimkan barang sesuai persyaratan LC, pembeli melakukan pembayaran kepada bank penerbit sesuai dengan ketentuan LC, dan akhirnya, bank penerbit melunasi LC kepada penjual. 4. Penyimpanan Data dan File Penyimpanan data dan file menggunakan blockchain bekerja dengan cara membagi informasi menjadi potongan-potongan kecil yang disebut blok, di mana setiap blok saling terhubung membentuk rantai. Setiap blok berisi sejumlah data dan dilengkapi dengan kode unik yang dikenal sebagai hash, yang mencerminkan isi dari blok tersebut. Setiap kali terjadi perubahan atau penambahan data, blok baru akan ditambahkan ke dalam rantai dan dienkripsi menggunakan algoritma kriptografi. Dengan cara ini, data yang tersimpan menjadi sangat aman, karena tidak dapat diubah atau dimanipulasi tanpa sepengetahuan semua anggota jaringan. 5. Ekonomi Berbagi Dalam ekonomi berbagi, teknologi blockchain menciptakan platform peer-to-peer yang terdesentralisasi, memungkinkan semua orang untuk secara langsung mendistribusikan sumber daya, layanan, atau aset tanpa harus menggunakan perantara seperti perusahaan. Setiap kali seseorang mengunduh data yang tersimpan, riwayatnya akan dicatat dalam buku besar yang tidak dapat diubah, namun tetap dapat diakses oleh semua anggota. Keamanan data juga terjamin berkat adanya kontrak pintar (smart contract) yang secara otomatis melaksanakan semua ketentuan yang ada, sehingga individu-individu yang melakukan proses berbagi tidak memerlukan verifikasi dari pihak ketiga. Teknologi Contoh Penerapan Blockchain dalam Kehidupan Sehari-hariMengenal Blockchain Teknologi di Balik Mata Uang Digital