Indonesia Raksasa Teknologi Digital Asia Raymond Parker, September 19, 2024 Indonesia Raksasa Teknologi Digital Asia – Indonesia adalah “raksasa teknologi digital Asia”. Populasi Indonesia yang berjumlah 250 juta jiwa merupakan pasar yang besar. Pengguna ponsel pintar di Indonesia juga berkembang pesat. Lembaga riset pemasaran digital Emarketer memperkirakan pada tahun 2018, jumlah pengguna aktif ponsel pintar di Indonesia akan melebihi 100 juta orang. Dengan jumlah tersebut, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah China, India, dan Amerika. Indonesia Raksasa Teknologi Digital Asia newweblabz – Tiongkok, negara dengan pengguna ponsel cerdas terbanyak di dunia, diperkirakan memiliki 574 juta pengguna ponsel cerdas pada tahun ini. Dengan jumlah tersebut, China menjadi negara dengan pendapatan online terbesar kedua di dunia setelah Amerika. Data dari iResearch menunjukkan penjualan online di China mencapai 8% dari total penjualan ritel di negara tersebut. Diperkirakan pada tahun 2015, penjualan online mencapai 10 persen. Dalam iklim seperti itulah perusahaan penjualan online Alibaba lahir di Tiongkok. Saat ini Alibaba telah menjadi salah satu dari 14 perusahaan teknologi teratas di dunia, bersama Google, Facebook, dan Amazon. Kapitalisasi pasar gabungan dari 14 perusahaan adalah $3 triliun. Namun, kepemilikan smartphone bukanlah satu-satunya syarat yang harus dipenuhi agar perkembangan digital bisa terjadi dengan cepat. DBS Group Research dalam temuan penelitiannya, Sink or Swim-Business Impact of Digital Technology, menyimpulkan bahwa jika penetrasi teknologi digital sangat dalam dan penggunaannya meluas maka dampak teknologi digital akan selalu lebih terasa, terutama dalam dunia bisnis. . . dunia . Misalnya, India. Di negara ini, penetrasi internet belum meluas. Bahkan India saat ini menjadi negara terbesar ketiga di dunia dengan jumlah pengguna smartphone terbanyak. Tahun depan, India diperkirakan akan menyalip Amerika di posisi kedua. Namun belanja online di negara ini tidak melebihi 1% dari total penjualan ritel pada tahun 2013. Baca juga : 10 Teknologi Kesehatan Terkini india tidak jauh berbeda dengan India. Penetrasi internet di Indonesia pada tahun 2014, menurut Internetlivestats, adalah sekitar 17 persen. Di India, angkanya 19 persen. Tingkat penetrasi internet di Indonesia juga tertinggal dibandingkan negara-negara Asia Tenggara seperti Vietnam (43%), Filipina (39%), Malaysia (40%) dan Singapura (81%). Dari segi persentase belanja online, Indonesia masih jauh. Survei yang dilakukan Globalwebindex pada tahun 2014 menemukan bahwa persentase penduduk Indonesia yang berbelanja online hanya sekitar 16%. Angka ini sedikit lebih baik dibandingkan India yang sebesar 14 persen. Namun Indonesia tertinggal jauh dari Singapura yang mencapai 46 persen. Namun, dengan penetrasi internet yang belum sedalam saat ini, Indonesia mulai menarik minat investor untuk berinvestasi di industri digital. Data dari Techlist yang dikutip media teknologi Techinasia menunjukkan, pada kuartal pertama tahun 2015, di Asia Tenggara, terdapat 93 startup yang mendapatkan pendanaan. Diantaranya, 24 diantaranya merupakan startup Indonesia. MatahariMall mendapat pendanaan terbesar dengan total investasi Rp 6,51 triliun. Pada tahun-tahun sebelumnya, beberapa perusahaan digital Indonesia juga mendapat investasi signifikan. Go-Jek misalnya, mampu mendapatkan pembiayaan sebesar Rp 2,8 triliun dari Northstar Group. Ada pula Tokopedia yang tahun lalu mendapat Rp 1,4 triliun dari Softbank dan Sequoia Capital. Baca juga : Fakta Menarik Tentang FC Barcelona Indonesia berpeluang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dan signifikan. Kebutuhan terbesar saat ini adalah dukungan pemerintah agar industri digital Indonesia bisa menjangkau negara lain. Penetrasi internet akan meningkat pesat. Tidak hanya terfokus di Pulau Jawa, namun juga meluas ke wilayah lain di Indonesia. Pemerintah juga harus memimpin dan memberikan berbagai insentif agar industri digital ini dapat tumbuh dan mengakses pendanaan. Dibandingkan Singapura, Indonesia memiliki keunggulan populasi yang dapat menjadi pasar yang sangat penting. Namun banyak langkah progresif yang diambil, sehingga Singapura kini menjadi pusat ekosistem startup Asia. Singapura dapat memasuki pasar utama Asia seperti Tiongkok, India, dan india. Juga Malaysia, Filipina, dan Thailand. Salah satu keunggulan Singapura adalah akses terhadap pembiayaan yang sangat penting. Sejumlah perusahaan digital asal Singapura sudah masuk ke Indonesia, termasuk GrabTaxi. Perusahaan yang baru mendapat suntikan Rp 3,6 triliun dari Softbank ini juga sedang mengembangkan aplikasi layanan transportasi sepeda motor bernama GrabBike. GrabBike saat ini menjadi pesaing serius perusahaan Indonesia Go-Jek. Pemerintah sepertinya mulai memahami bahwa industri digital penting untuk bisa berkembang pesat. Pada awal tahun 2015, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara berjanji untuk mengumpulkan $1 miliar dari pengusaha swasta untuk berinvestasi di startup digital. Baru-baru ini Rudiantara mengatakan pemerintah akan memperluas akses internet hingga ke desa-desa. Pemerintah juga membuka kesempatan bagi pengembang untuk menawarkan aplikasi digital yang dapat membantu mengembangkan potensi negara, misalnya di bidang pertanian atau kelautan. Teknologi AsiaDigital AsiaIndonesia Raksasa Teknologi Digital AsiaTeknologi Digital Asia